Dalam dunia UI/UX design, ide itu penting. Tapi ide yang cuma ngendap di kepala ya cuma akan jadi wacana. Di tulisan ini, kita akan bersama-sama belajar pentingnya membuat prototype UI/UX. Bukan buat gaya-gayaan, tapi sebagai jembatan antara apa yang kita bayangkan dengan apa yang benar-benar bisa dirasakan pengguna.
Waktu pertama kali saya belajar membuat prototype, saya pikir harus jago coding atau punya software canggih dan mahal dulu. Ternyata, yang paling penting adalah kejelasan gagasan dan kemauan untuk mencoba. Prototype itu semacam simulasi yang bisa berupa sketsa di kertas, mockup di Figma bahkan di Canva, atau tampilan interaktif yang bikin pengguna bisa “merasakan” alur produk meski belum jadi beneran.
Kenapa penting? Karena prototype merupakan alat simulasi. Kita juga bisa nunjukin ide kita ke pengguna, biarkan mereka mencoba, lalu dengarkan komentar mereka. Proses ini bukan untuk mencari validasi, tapi untuk menemukan celah. Salah itu biasa, justru dari sanalah perbaikan dimulai.
Saat belajar membuat prototype UI UX, mulailah dari yang sederhana. Gambar flow-nya, susun wireframe-nya, lalu buat interaksi dasar. Jangan keburu pengen langsung sempurna (ini yang sering menjadi kendala seorang perfectionist). Prototype itu bukan produk akhir, tapi kendaraan buat sampai ke produk yang lebih manusiawi.
Di dunia yang fana ini, prototype membantu kita menyaring mana yang realistis dan mana yang hanya mimpi. Prototype bukan sekadar alat visual, tapi sebuah bahasa yang bisa dimengerti oleh tim, pengguna, dan stakeholder. Dan percaya deh, satu prototype yang diuji lebih bernilai daripada seribu ide yang cuma didiskusikan. Jadi eksekusi idemu, sebelum kamu menyesal karena idemu dieksekusi oleh teman dekatmu. Itu nyesek banget.
Berikut ini saya sertakan presentasi Prototyping yang dapat diunduh melalui alamat tautan Slideshare.
Terima kasih telah mampir dan membaca tulisan Pentingnya Prototype sebagai Jembatan antara Ide dan Produk ini. Semoga bermanfaat.
Wassalaam,
Bambang Herlandi
Guru DKV SMKN 2 Balikpapan