Pemilihan umum legislatif 2014 tinggal menunggu hari. Insya Alloh klo tidak ada halang melintang, akan diadakan pada 9 April 2014. Bagi para caleg yang ikut berkompetisi di pemilu 2014 ini pastinya berusaha meraup suara sebanyak-banyaknya.
Ada yang menebar simpatik calon pemilihnya dengan bagi-bagi paket sembako, ada yang ngajak makan-makan di hotel berbintal, ada yang bagi-bagi sumbangan ke musholla, masjid, gereja, panti. Ada yang cuma nebar janji klo dirinya kepilih akan ini dan itu. Pokoknya semua cara baik yang membawa kebaikan bahkan dengan cara jahatpun ada dan yang bersekutu dengan syetanpun juga ada.
Hmmm… entah apa yang mereka pikirkan, sehingga kursi legislatif itu seakan-akan tujuan akhir hidup mereka.
Kita sudah melihat dampak negatif dari keinginan caleg yang berebut kursi dewan yang katanya terhormat. Bisa kita cek aja di pinggir-pinggir jalan banyak spanduk dan baleho yang memampang wajah mereka hasil olah photoshop yang membuat mereka terlihat paling keren. Tapi mereka sendiri tidak sadar atas perbuatan mereka itu pemandangan jadi tidak asri lagi.
Belum lagi caleg-caleg yang punya rasa dengki terhadap saingannya. Ada yang berusaha merusak spanduk atau baliho yang telah dipasang oleh saingannya. Bahkan ada pula yang menebar isu-isu miring terhadap sesama caleg di wilayah pemilihannya. Klo yang begini lebih baik JANGAN DIPILIH saat pemilu legislatif 9 April 2014 nanti. Tapi jangan juga kita golput alias tidak nyoblos. Karena klo kita tidak ikut nyoblos, siapa tau malah caleg pendengki yang jadi anggota dewan. Kan malah sakit hati nantinya kita.
Jadi perhatikan dan amati terus sepak terjang caleg kita. Dan jangan pilih caleg pendengki dan tidak berkualitas,
Wassalaam,
Bambang Herlandi
Saya blogger dan bukan caleg dari partai manapun
Diposting dari aplikasi WordPress for Android
1 Komentar
Sepakaaaattt!!!
Berbagai persoalan semacam perilaku korup dan munafik para punggawa demokrasi, ketidakadilan, kezaliman dan buruknya sistem sekuler demokrasi menambah jumlah masyarakat yang sadar terhadap busuknya sistem demokrasi sekuler.