Skema Warna Dasar dalam Pengantar Teori Warna

Salah satu elemen dasar dalam sebuah desain grafis adalah warna. Memahami teori dasar tentang warna akan sangat membantu kita dalam membuat sebuah desain yang kuat karakternya. Karena dalam sebuah warna terdapat sebuah nilai atau karakteristis dari warna yang sedang kita tampilkan. Dengan warna Anda bisa mengatur suasana hati, menarik perhatian, atau membuat pernyataan. Anda dapat menggunakan warna untuk memberi energi, atau untuk mendinginkan. Dengan memilih skema warna yang tepat, Anda dapat menciptakan suasana keanggunan, kehangatan, atau ketenangan, atau Anda dapat menyampaikan citra keriaan yang ceria. Warna bisa menjadi elemen desain Anda yang paling kuat jika Anda belajar menggunakannya secara efektif. Di dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang skema warna dasar dalam pengantar teori warna.

Warna dapat mempengaruhi kita dalam berbagai cara, baik secara mental maupun fisik. Warna merah yang kuat terbukti meningkatkan tekanan darah, sedangkan warna biru memiliki efek menenangkan.

Kemampuan menggunakan warna secara sadar dan harmonis dalam sebuah desain dapat membantu Anda menciptakan hasil karya yang spektakuler.

Roda Warna

The Color Wheel atau roda warna adalah alat dasar untuk menggabungkan warna. Diagram warna melingkar pertama dirancang oleh Sir Isaac Newton pada tahun 1666.

Roda warna dirancang sedemikian rupa sehingga hampir semua warna yang Anda pilih akan terlihat serasi. Selama bertahun-tahun, banyak variasi desain dasar telah dibuat, tetapi versi yang paling umum adalah roda dengan 12 warna berdasarkan model warna RYB (atau artistik).

RYB atau Red Yellow Blue adalah metode membaca urutan warna searah dengan jarum jam dengan menempatkan warna merah pada bagian jam 00, kemudian searah jarum jam pada jam 4, ditempatkan warna kuning. Dan pada posisi jam 8, ditempatkan warna biru.

Diantara Red Yellow Blue terdapat beberapa warna campuran yang dihasilkan dari kombinasi warna dasar Red Yellow Blue tersebut.

Secara tradisional, ada sejumlah kombinasi warna yang dianggap sangat menyenangkan. Ini disebut harmoni warna atau akord warna dan terdiri dari dua warna atau lebih dengan hubungan tetap di roda warna.

Color Impact dirancang untuk membuat roda warna secara dinamis agar sesuai dengan warna dasar Anda.

Warna Primer, Sekunder dan Tersier

Dalam model warna RYB (atau subtraktif), warna primer adalah terdiri dari warna merah, kuning dan biru.

Selanjutnya diantara warna primer tersebut terdapat tiga warna sekunder (oranye, hijau dan ungu) yang dihasilkan dari pencampuran dua warna primer.

Warna oranye atau jingga dihasilkan dari pencampuran antara warna merah dan warna kuning. Warna hijau dihasilkan dari pencampuran antara warna biru dan kuning. Sedangkan warna ungu dihasilkan dari pencampuran antara warna biru dan merah.

Kemudian, ada enam warna tersier yang merupakan warna yang dihasilkan dari mencampurkan antara warna primer dan sekunder. Sebagai contoh, warna biru tua bias dihasilkan dari mencampurkan warna biru (warna primer) dengan warna ungu (warna sekunder). Begitu juga dengan warna-warna tersier lainnya.

Ilustrasi di atas memperlihatkan lingkaran warna dengan warna primer, sekunder dan tersier. 

Warna Hangat dan Warna Sejuk

Berdsarkan temperaturnya, lingkaran warna dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu warna hangat dan warna sejuk.

Warna hangat dan warna sejuk

Warna hangat memberi kesan jelas dan energik, dan cenderung bergerak maju di angkasa. Warna sejuk memberi kesan kalem, dan menimbulkan kesan menyejukkan. Sedangkan warna putih, hitam dan abu-abu dianggap sebagai warna netral.

Tints, Shades, dan Tones

Istilah-istilah ini sering digunakan secara tidak benar, meskipun mereka menjelaskan konsep warna yang cukup sederhana. Jika sebuah warna dibuat lebih terang dengan menambahkan warna putih, hasilnya disebut tint. Jika warna hitam ditambahkan, akan menghasilkan versi warna yang lebih gelap yang disebut shade. Dan jika abu-abu ditambahkan ke dalam sebuah warna, hasilnya adalah sebuah nada warna yang berbeda yang disebut sebagai tone.

Tints – menambahkan warna putih ke rona murni:

Shades – menambahkan warna hitam ke rona murni:

Tones – menambahkan abu-abu ke rona murni:

Harmoni Warna sebagai Teknik Dasar untuk Membuat Skema Warna

Di bawah ini ditampilkan perpaduan warna dasar berdasarkan roda warna yang menghasilkan sebuah harmoni warna.

Skema Warna Complementary

Skema warna komplementer atau dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai skema warna pelengkap yang lebih kita kenal dengan Complementer Color Scheme adalah harmoni warna yang menerapkan warna yang berseberangan pada roda warna. Contoh: merah dan hijau.

Pada harmoni warna komplementer, kontras tinggi dari warna-warna komplementer dapat menciptakan tampilan yang hidup, terutama bila digunakan pada saturasi penuh. Skema warna ini harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu.

Skema warna komplementer sulit digunakan dalam dosis besar, tetapi bekerja dengan baik saat Anda ingin sesuatu menonjol.

Warna komplementer sangat buruk untuk diterapkan pada teks.

Skema Warna Analog

Skema warna analog menggunakan warna yang bersebelahan pada roda warna. Mereka biasanya cocok dengan baik dan menciptakan desain yang tenang dan nyaman.

Skema warna analog sering ditemukan di alam dan harmonis serta enak dipandang. Harmoni warna analog menerapkan penggunaan warna yang saling berdekatan searah jarum jam.

Pastikan Anda memiliki kontras yang cukup saat memilih skema warna analog.

Pilih satu warna untuk mendominasi, sedangkan warna yang kedua untuk mendukung. Warna ketiga digunakan (bersama dengan hitam, putih atau abu-abu) sebagai aksen.

Skema Warna Triadic

Skema warna triadik adalah harmoni warna yang menerapkan kombinasi warna yang ditempatkan secara merata pada roda warna. Disebut sebagai skema warna triadik, karena kombinasi 3 warna yang digunakan membentuk pola segitiga pada roda warna.

Skema warna triadik cenderung cukup cerah, bahkan jika Anda menggunakan versi warna pucat atau warna yang tidak cerah.

Agar berhasil menggunakan harmoni triadik, warna-warna tersebut harus diseimbangkan dengan cermat. Pilihlah satu warna yang mendominasi dan gunakan dua warna lainnya sebagai aksen.

Skema Warna Split-Complementary

Skema warna split-komplementer adalah variasi dari skema warna komplementer. Selain warna dasar, ia menggunakan dua warna yang berdekatan dengan pelengkap.

Skema warna ini memiliki kontras visual yang sama kuatnya dengan skema warna komplementer, tetapi memiliki lebih sedikit ketegangan.

Skema warna split-free seringkali merupakan pilihan yang baik untuk pemula, karena sulit untuk dikacaukan.

Skema Warna Tetradic

Skema warna persegi panjang atau tetradik menggunakan empat warna yang disusun menjadi dua pasangan yang saling melengkapi.

Skema warna yang kaya ini menawarkan banyak kemungkinan variasi. Skema warna tetradik bekerja paling baik jika Anda membiarkan satu warna menjadi dominan. Anda juga harus memperhatikan keseimbangan antara warna hangat dan sejuk dalam desain Anda.

Skema Warna Square

Skema warna persegi mirip dengan persegi panjang, tetapi dengan keempat warna yang ditempatkan secara merata di sekitar lingkaran warna.

Skema warna persegi bekerja paling baik jika Anda membiarkan satu warna menjadi dominan. Anda juga harus memperhatikan keseimbangan antara warna hangat dan sejuk dalam desain Anda.

***

Referensi: https://www.tigercolor.com/color-lab/color-theory/color-theory-intro.htm#tints_shades_tones

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *