Selamat Hari Ibu untuk Mama Cantikku

Selamat Hari Ibu untuk Mama Cantikku

Hari ibu 22 Desember 2021 kali ini saya ingin cerita sedikit tentang masa kecilku. Sejak kecil saya adalah anak “titipan” yang diasuh oleh seorang ibu yang sangat baik hati. Dikarenakan ibu kandungku sendiri harus bekerja di kantor, dan sejak umur 3 bulan saya sudah harus dititipkan kepada seorang tetangga yang sejak itu saya kenal sebagai mama cantik.

Mama Wildaniah, begitulah namanya. Awalnya mama cantikku ini hanya tetangga biasa di dekat rumah tempat keluarga kami tinggal. Rumah kami hanya berjarak beberapa rumah saja. Beliau memiliki 2 orang anak, yang pertama anak lelaki dan yang kedua adalah perempuan. Tapi anak lelakinya telah meninggal dunia saat usianya masih sangat kecil. Tidak ada hubungan kekeluargaan sama sekali dengan keluarga kami. Beliau juga orang perantauan yang berasal dari suku Banjar.

Sejak umur 3 bulan, semenjak mama kandungku kembali bekerja di kantor. Praktis saya adalah anak “titipan” yang diasuh oleh keluarga kecil ini. Dari cerita orang tuaku, setiap pagi saya diantar ke rumah mama cantikku untuk dititipkan dan kembali dijemput untuk dibawa pulang menjelang sore setelah mama saya pulang dari bekerja di kantor.

Sebenarnya biasa saja kalau cuma jadi anak “titipan”, bahkan mungkin di tempat lain juga banyak anak yang nasibnya sama dengan saya. Menjadi anak “titipan” disaat kedua orang tuanya bekerja di kantor seharian. Tapi ceritanya akan menjadi berbeda dan sangat istimewa disaat orang yang mengasuhmu tidak mau dibayar dengan sepeser urang atau barangpun.

Ya, beliau tidak mau dibayar atau menerima apapun sebagai imbalan untuk mengasuh saya bahkan setelah adik saya lahir dan diasuh oleh beliau juga. Semuanya dijalankan dengan ikhlas dan bahkan kasih sayang abah dan mama cantikku ini melebihi kasih sayang orang tuaku sendiri. Hingga suatu saat seingatku, saat itu saya masih sangat kecil sekali, mama kandungku baru pulang kerja. Dan seperti kebanyakan anak-anak lain yang haus kasih sayang ibunya, merengek entah minta apa. Tapi yang terjadi adalah saya dimarahi oleh mama kandungku, bahkan dipukul.
Mengetahui kejadian tersebut, mama cantikku langsung datang ke rumah kami, untuk mengambil saya dari hadapan mamaku yang sedang murka. Mungkin karena beliau lelah bekerja di kantor dan datang-datang direngeki oleh anaknya.

Mama cantikku saat itu langsung mengambil dan membawa saya menjauh dari hadapan mamaku yang sedang murka. Hingga terlontar ucapan, “Kalau pian uyuh, kada usah sarik lawan anak. Biar Bambang jadi anakku haja. Biar Bambang ini bediam di rumahku haja” dalam logat dan bahasa banjar. Dan mama cantikku langsung membawa diriku ke rumahnya agar tidak jadi pelampiasan amarah dari mamaku yang mungkin sedang penat dengan pekerjaan di kantornya.

Bukan hanya itu saja, selama diasuh abah dan mama cantikku ini, tidak pernah marah bahkan memukul diriku. Beliau berdua memang tipe orang tua yang penyabar dan penyayang. Saya belum pernah melihat orang tua asuh yang hatinya begitu tulus dan sayang kepada anak yang diasuhnya. Walaupun anak tersebut bukan darah dagingnya sendiri.

Semenjak itu, beliau saya panggil dengan sebutan mama cantik. Karena tidak pernah marah, tidak pernah memukul bahkan kasih sayang yang diberikannya melebihi kasih sayang kepada anak kandungnya. Yang terkadang membuat kakak asuhku ini terlihat iri.

Saya sendiri diasuh hingga besar. Hingga saya SMP kelas 1. Sedangkan adikku diasuh dari umur 3 bulan hingga menjelang sekolah TK. Setelah itu kami kembali tinggal bersama orang tua, dikarenakan tempat tinggal yang sudah agak berjauhan.

Walaupun tempat tinggal kami agak berjauhan, berjarak sekitar 15 kilometer. Tapi kami masih sering mengunjungi rumah mama cantikku ini. Kami sudah menganggapnya sebagai orang tua kami sendiri. Kamipun tidak pernah membedakan, mana orang tua kandung dan mana orang tua asuh. Semuanya kami sayangi seperti orang tua kami sendiri.

Hingga akhir hayatnya mama cantikku menghembusan napasnya di pelukanku. Dan yang membuatku ikhlas melepas kepergiaannya menghadap Allah Yang Maha Kuasa, Alhamdulillah saya yang menjadi imam sholat jenazah di masjid yang jamaahnya hampir memenuhi masjid Al-Amin yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumahnya di daerah Kebun Sayur Kota Balikpapan.

Kebaikan dan kasih sayangnya telah ditunjukkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dengan memanggilnya di hari Jumat, penghulunya segala hari. Dan disholatkan setelah sholat Jumat dengan banyaknya jamaah yang menyolatkannya.

Kutuliskan cerita ini sambil berkaca-kaca mengenang kisah terindah anak “titipan” yang diasuh oleh abah dan mama cantik yang sangat baik hati dan penyayang, sambil terus berdoa dalam hati “Allahumagfirlaha warhamha wa afihi wa’fuanha” Ya Allah, ampunilah almarhumah, berikan Rahmat-Mu, dan kesejahteraan, serta maafkanlah kesalahannya.
“Allahummagh firlii wa liwaa lidhayya warkham humaa kamaa rabbayaa nii shoghiroon”, Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Baik ibu maupun bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.
Al Fatihah, Aamiin…

Inilah cerita tentang mama cantikku.
Selamat Hari Ibu
Terima kasih atas kasih sayang yang telah engkau berikan kepada kami.
Kami sangat beruntung memiliki mama yang sabar dan penyayang sepertimu.


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *