Montase dan Imposisi dalam Industri Grafika

Dalam Industri Grafika, sebuah cetakan buku merupakan suatu perwujudan dari sebuah rancangan komunikasi tercetak yang terdiri dari elemen grafis lainnya yang ditata sedemikian rupa diatas lembar kertas yang berupa halaman-halaman yang berurutan dengan memperhatikan segi estestika. Pada tulisan ini, kita akan membahas tentang ap aitu montase dan imposisi dalam industry grafika.

Untuk memudahkan cetakan buku yang sesuai dengan keinginan pemesan unsur perencana dan proses produksi percetakan buku saling terkait. Seperti kita ketahui bahwa naskah buku dari pemesan yang akan dicetak harus disetting terlebih dahulu hasil setting tersebut di layout halaman per halaman untuk kemudian dilakukan foto reproduksi sehingga menjadi lembaran film negatif atau film positif.

Untuk mendapatkan susunan yang berupa lembaran film tadi harus ditata pengaturan bentuk susunan halaman buku tersebut dalam industri grafika disebut dengan istilah imposisi halaman. Pada perusahaan percetakan yang bertugas memproses imposisi halaman berada dibagian montase film, hal ini karena dibagian montase film mempunyai tugas mengenai film hasil foto reproduksi dalam rangka pembuatan acuan cetak (pelat cetak). Oleh karenanya teknik montase dalam industri grafika dapat diartikan sebagai suatu proses penempatan dan meletakkan secara tepat dan seksama satu atau lebih film negatif atau film positif diatas landasan montase yang transparan yang seukuran dengan pelatnya.

Pengertian Montase

Pada awalnya pengertian montase adalah memasang atau menempel film-film negatif atau positif di atas selembar atau beberapa lembar alas bening (astralon) menurut tata letak atau layout yang telah direncanakan terlebih dahulu.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, hamper sudah tidak pernah lagi kita temukan proses montase yang dilakukan oleh pelaku industri grafika yang menyusun bagian-bagian sebuah halaman dari potongan-potongan film negatif maupun film positif yang diletakan ditempatkan di atas lembaran astralon.

Saat ini proses montase sudah dilakukan secara digitalisasi melalui sebuah aplikasi desain tata letak seperti Adobe InDesign. Sehingga susunan yang dapat berupa teks, garis, dan gambar tersebut sudah bukan lagi potongan-potongan film negatif atau positif, tapi sudah merupakan satu kesatuan saat melakukan desain tata letak.

Jadi sesuai dengan perkembangan zaman, kita bisa mengartikan montase sebagai sebuah proses menyusun unsur-unsur desain ke dalam sebuah halaman menurut tata letak yang telah direncanakan terlebih dahulu.

Pengertian Imposisi

Sedangkan Imposisi adalah sebuah proses menyusun halaman-halaman ke dalam sebuah lembaran untuk mempermudah proses pencetakan.

Susunan halaman pada lembar printer dipengaruhi oleh lima parameter berbeda:

  1. Format produk: Ukuran halaman jadi menentukan berapa banyak halaman yang dapat dicetak dalam satu lembar.
  2. Jumlah halaman produk cetakan: Penyusun harus menentukan berapa lembar yang akan dicetak untuk membuat buku jadi.
  3. Metode penyulaman/ penjilidan: Penyusun harus memahami bagaimana lembaran ditempatkan untuk membentuk tanda tangan yang menyusun buku jadi.
  4. Arah serat kertas: Banyak kertas memiliki “bintik”, yang mencerminkan kesejajaran serat kertas. Serat ini harus memanjang di sepanjang lipatan, yang mempengaruhi kesejajaran, karenanya, posisi halaman pada lembar cetakan.
  5. Finishing dan penjilidan

Untuk memahami bagaimana halaman-halaman tersebut terkait satu sama lain, sebuah contoh dapat digunakan. Ini dibuat dengan melipat beberapa lembar kertas dengan cara pers akan mencetak dan melipat produk. Sedikit salinan kemudian dibuat, dan ini dapat membantu mengatur nomor produk.

Dalam contoh di atas, buku 16 halaman disiapkan untuk dicetak. Ada delapan halaman di depan lembar, dan delapan halaman yang sesuai di belakang. Setelah pencetakan, kertas dilipat menjadi dua secara vertikal (halaman dua berbenturan dengan halaman tiga). Kemudian dilipat lagi secara horizontal (halaman empat bertemu halaman lima). Paruh ketiga melengkapi proses ini (halaman sembilan bertemu dengan halaman delapan). Contoh di bawah ini menunjukkan hasil akhir sebelum penjilidan dan pemangkasan.

Tujuan Montase

Tujuan montase yaitu menyatukan lembaran-lembaran halaman yang disusun oleh bagian desain/ layout dan dikerjakan secara manual pada bagian fotoreproduksi, sehingga berbentuk lembaran montase buku atau majalah sesuai dengan urutan halaman yang diinginkan.

Fungsi Imposisi

Proses Imposisi berfungsi untuk

  1. Mengatur halaman produk cetakan pada lembar printer
  2. Mempercepat proses pencetakan
  3. Mempermudah penjilidan 
  4. Mengurangi limbah kertas.
Contoh imposisi 4 halaman dalam 1 lembar cetakan
Contoh imposisi 8 halaman dalam 1 lembar cetakan

Jenis-Jenis Montase

Berkaitan dengan jenis pelat yang ada yaitu Pelat negatif dan positif yang digunakan untuk mentransfer gambar, maka montase dalam pekerjaan terdiri antara lain:

Montase Negatif

Montase yang bekerjanya dilakukan secara negatif yaitu memasang atau menempel film-film negatif di atas astralon.

Montase Positif

Montase yang bekerjanya dilakukan secara positif yaitu memasang atau menempel film-film positif di atas astralon.

Proses Pekerjaan Montase

Pekerjaan montase terdiri dari urutan-urutan sebagai berikut:

Membuat pola montase

  1. Pola montase pada umumnya dibuat atau digambarkan di atas selembar kertas milimeter
  2. Pola montase dengan 4 halaman
  3. Pola montase dengan 8 halaman

Pedoman untuk Menyusun Halaman

  1. Halaman-halaman harus tetap berdampingan
  2. Jumlah nomor halaman yang berdampingan harus tetap sama dengan hasil penjumlahan nomor halaman pertama dengan nomor terakhir
  3. Dua halaman yang berdampingan harus tetap terdiri halaman genap dan ganjil
  4. Halaman yang bernomor genap di sebelah kiri sedangkan bernomor ganjil disebelah kanan
  5. Kepala halaman saling bertolak belakang

Katern

Kuras atau katern (berasal dari bahasa Belanda) adalah susunan halaman-halaman buku atau majalah dalam selembar kertas besar.

Setelah kertas besar itu dilipat, halaman-halaman ini akan tersusun sesuai nomor halamannya.

Satu katern biasanya terdiri dari 4, 8, atau 16 halaman bolak balik (kelipatan 4).

Selembar kuras akan menjadi satu lembar film (klise).

Jilid

Berdasarkan cara menyusun halamannya, jenis-jenis jilid antara lain:

Jilid Sistem Tumpuk

Yaitu setiap katern yang berisi halaman-halaman disusun bertumpuk di atas katern yang lain.

Sistem ini dilakukan apabila buku yang dikerjakan akan dijilid dengan jahit benang atau dengan jilid lumbeck.

Jilid Sistem Sisip Insteker

Yaitu katern yang mempunyai jumlah halaman sedikit menyisip di tengah-tengah katern yang mempunyai jumlah halamannya banyak.

Jilid Sistem Sisip Omsteker

Yaitu katern yang mempunyai jumlah halamannya banyak menyisip di tengah-engah katern yang mempunyai halamannya sedikit.

Jilid Sistem Kombinasi

Yaitu penggabungan penumpukan halaman sistem tumpuk dengan sistem sisip. Baik sisip insteker maupun sisip omsteker. Sistem ini dilakukan bila buku yang dikerjakan akan dijilid dengan jahit benang. Sistem ini dilakukan untuk efisiensi penggunaan pelat. Misalnya bila pada halaman 9 dan halaman 20 terdapat cetak berwarna sedangkan halaman lainnya dicetak hitam putih.

Sedangkan berdasarkan bahan yang digunakan untuk melakukan penjilidan, antara lain:

Perfect Binding (Jilid Lem Panas)

Jenis penjilidan Perfect yang menggunakan lem panas yang dimana pada proces pembuatan nya memiliki satu sisi lembaran kertas yang menjadi buku disayat pisau yang bertujuan untuk memberikan celah pada lem agar dapat masuk dengan sempurna dan merekat pada lembaran kertas. Pada jenis binding ini memiliki 2 macam yaitu jilid lem dan jilid lem+ jahit benang. Pada jenis binding ini biasanya di gunakan untuk menjadi soft cover atau pun hard cover pada laporan tahunan,majalah,novel,buku tahunan,dan skripsi.

Saddle Stitching Binding (Jahit Kawat)

Jenis penjilidan saddle stiching yang dimana menggunakan kawat atau sering di sebut steples tengah. Yang dimana lembaran kertas dilipat mejadi dua kemudia pada bagian tengahnya di berikan kawat pengikat.

Loop Stitching Binding (Jilid Kawat Lengkung)

Jenis pejilidan loop stitching ini memiliki persamaan yang sma dengan jenis penjilidan buku saddle stitching. Perbedaan pada jenis loop stiching dengan saddle stitching pada bagian luar pada buku kawatnya memiliki bentuk yang melengkung pada suatu lobang. Fungsi pada kawat melengkung yang berlubang untuk buku dapat di masukkan dalam binder yang besar. Pada biasanya jenis jilid ini di pakai di dalam perusahaan yang mempunyai katalok dalam pengoleksian pada binder.

Screw Binding (Jilid Baut)

Jenis penjilidan Screw ini dimana jenis penjilidan yang menggunakan baut untuk menyatuhkan lembaran-lembaran pada sebuah buku.Kertas yang di lubangin dari halaman pertama hingga tembus ke halaman belakang. Setelah itu di satukan menggunakan baut dan dk kencangkan.Pada jenis binding ini sering di gunakan dalam hard cover , kalatog warna, buku menu,dan lain lainnya.

Side Stitching Binding (Jahit Kawat Hampir Sama Dengan Saddle Stiching)

Jenis penjilidan side stitching hampir sama dengan saddle stitching yang menggunakan kawat atau benang. yang bedakannya adalah proces jilid ini di lakukan dengan penjahitan atau staples dari bagi sisi depan hingga tebus ke bagian belakang buku. pada jenis penjilidan ini bisanya di gunakan dalam menjilid dokumen yang lebih tebal.

Tape Binding (Jilid Lakban)

Jenis penjilidan tape menggunakan lakban yang di tempelkan pada bagian tepi buku.Yang dimana harga jilid ini cukup murah yang sering di gunakan oleh naak anak sekolah atuapun kuliah dalam perapihan pada tugas atau buku yang di inginkan.Pada jenis binding ini memiliki kekurangan yang itu binding tape ini memiliki ketidaktahanan alias gampang lepas jika lakban yang digunakan kurang lengket pada buku yang ingin di gunakan.

Case Binding (Jilid Hardcover)

Jenis penjilidan case atau biasanya orang menyebutnya hardcover. Pada jenis penjilidan ini dilakukan dengan cara menyusun buku yang telah di jahit dan di lem pada bagian ujung kertas dan di tempelkan lagi pada punggung sampul hardcover.Teknik ini merupakan standar yang sering dipakai pada penyusunan skripsi,karya ilmiah atau tugas akhir.

Plastic Grip Binding (Jilid Plastik)

Jenis penjilidan plastic grip ini merupakan bahan untama yang digunakan dalam teknik penjilidan.Penjilidan ini cukupsederhana dan mudah karena dengan menyusun dokumen yang di inginkan setelah itu di jepit di antara plastik hingga mencakup keseluruhan dokumen.Teknik ini dapat di kombinasikan dengna teknik side stitching ataupun men staples pada bagian tepi dokumen sebelum dijepit agar lebih kuat lagi.

Comb Binding (Jilid Spiral)

Jenis penjilidan comb menggunakan berbahan plastik yang tidka terlalu tebal (di bawah 100 halaman). Pada biasanya pada bagian sampul depan dan belakang sering di tambahkan dengan lapisan plastik muka atau kertas berwarna agar bertujuan lebih terlihat lebih bagus.

Twin Loop Wire Binding (Jilid Spiral Dengan 2 Pasang)

Jenis penjilidan twin loop wire ini berbeda dengan jenis penjilidan buku lainnya, yang dimana comb binding ini menggunakan bahan kawat yang saling berpasangan.Comb binding ini dapat membuka semua isi kertas atau isi buku secara penuh merata dengan cepat dan gampang.

Istilah

  • Schoondruk (S) = sisi halaman depan/ muka
  • Weerdruk (W) = sisi halaman belakang/ sisi halaman baliknya.
  • Plano = lembaran kertas dengan ukuran 65 x 100 cm.
  • Katern = Hasil montase yang terdiri dari beberapa halaman

*** pbb ***

Comments

2 tanggapan untuk “Montase dan Imposisi dalam Industri Grafika”

  1. Avatar Budi Santoso
    Budi Santoso

    Mantab bos! Sangat bermanfaat untuk pemula seperti saya.
    Semoga berkah dan menjadi amal jariyah… amin.

    1. Avatar Bambang Herlandi

      Aamiin… Terima kasih banyak sudah mampir di blog saya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *