Kantor Walikota Balikpapan

Kepidaraan Penunggu Kuburan di Belakang Kantor Walikota Balikpapan

Malam ini ingin cerita tentang masa kecil saat masih nakal-nakalnya. Suka main di kuburan, jalan di atas kuburan tanpa adab, main kejar-kejaran di kuburan. Pokoknya semua yang berbau mainan di kuburan, sudah pernah saya jalani. Maklum waktu masih kecil tinggalnya di dekat pemakaman. Tapi malam ini bukan cerita bagaimana nakalnya anak-anak saat mainan di kuburan. Tapi ingin cerita saat saya kepidaraan penunggu kuburan di Kantor Walikotamadya (saat itu masih kotamadya) Balikpapan.

Mungkin teman-teman yang asing dengan kosa kata “kepidaraan” akan merasa aneh dengan kata tersebut. Kepidaraan itu sama artinya dengan keteguran. Nah apalagi itu keteguran. Keteguran itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya ada 2. Yang pertama artinya keadaan sakit karena diganggu hantu; atau bisa diartikan kesambet; Sedangkan arti yang kedua adalah terkesima.

keteguran/ke·te·gur·an/ n 1 keadaan sakit karena diganggu hantu; kesambet; 2 terkesima;~ hantu keteguran

Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia

Jadi sudah tahu kan, apa artinya “kepidaraan”. Iya kepidaraan itu Bahasa Banjar yang artinya kesambet. Kok bisa sih sampai kepidaraan penunggu kuburan di belakang kantor walikota Balikpapan. “Memangnya ngapain aja bisa sampai kepidaraan”. Ceritanya panjang. Mungkin kalau dituliskan bisa jadi sebuah skenario drama televisi seri ajab di TV Indosiar. Dan mungkin juga ajab buat anak-anak yang suka iseng dan nakal kalau main di kuburan.

Waktu itu seingat saya, masih usia anak sekolah dasar sekitar SD kelas 5, saat kejadian kepidaraan penunggu kuburan di belakang kantor walikota Balikpapan. Awal ceritanya bermula dari sebuah acara lomba menggambar yang diadakan di Kantor Walikotamadya Balikpapan. Entah siapa yang mengadakan, sayapun sudah lupa. Seingat saya, saat itu saya bersama saudara laki-laki saya mengikuti Lomba Menggambar dan Melukis di kantor tersebut ditemani oleh Kakak Perempuan saya.

Tidak ada yang aneh dalam kegiatan lomba. Kami berdua pun sehat-sehat saja saat mengikuti lomba tersebut. Mengikuti lomba hingga akhir dan mengumpulkan hasil karya masing-masing ke Panitia. Begitu pula dengan kakak perempuan yang menemani kami berdua. Semuanya sehat tidak ada keadaan yang aneh kami rasakan.

Dikarenakan kebelet pipis, dan kami bertiga tidak tahu dimana toilet yang bisa digunakan, saya memutuskan untuk berkeliling kantor walikotamadya dan tidak menemukan toilet. Sampai akhirnya sudah benar-benar kebelet pipis. Dan entah naluri anak lelaki atau memang sudah kebelet pipis, saya pun berlari menuju lokasi belakang kantor walikotamadya Balikpapan yang saat itu masih bangunan lama tidak seperti saat ini yang terlihat megah dan bersih.

Saya berlari ke area belakang kantor walikotamadya melihat area yang sepi tanpa orang satupun di lokasi tersebut. Tanpa pikir panjang, langsung buka resleting celana dan currrrrr…. Lega…. Akhirnya bisa pipis juga. Letih rasanya menahan pipis terbayar dengan leganya bisa keluar pipis.

Tapi tiba-tiba saya terperangah…

Terperangah melihat pemandangan di depan saya. Yang saya lihat adalah pemandangan yang sama seperti tempat saya bermain dengan teman-teman di kampung.
Iya… saya terperangah karena melihat pemandangan di depan tempat saya pipis adalah kuburan. Sebuah pekuburan atau pemakaman yang ada di belakang kantor walikota saat itu yang saat ini sudah hampir tidak ada karena sudah dipindahkan ke lokasi yang lain.

Lama saya terperangah tanpa banyak pikiran yang bisa saya pikirkan. Seingat saya saat itu hanya bertanya dalam pikiran, “Apa??? Saya kencing di atas kuburan!!!”
Sekedar teman-teman pembaca ketahui, bahwa seumur hidup saya dari kecil hingga sekarang, saya cuma kali itu kencing di atas kuburan. Walaupun tempat main saya dan teman-teman di kuburan, tapi saya dan teman-teman tidak pernah melakukan hal tersebut.

Lama saya terperangah. Hingga akhirnya tersadar dengan teguran kakak saya. “Bang… kamu ngapain di situ???”
“Eh… nggak apa-apa”, jawab saya sambil menutup resleting dan berbalik badan menemui kakak saya. Dan kami pun kembali ke tempat lomba.

Hingga di sini keanehan belum terjadi.
Kami pun pulang naik angkot dengan membawa piala lomba.

Tiba di rumah, karena keletihan mengikuti lomba saya langsung tidur. Katanya bapak, saya sepanjang tidur selalu mengigau tidak karuan. Saya pun tidak tahu apa yang diigaukan karena memang yang pertama saya tidak sadar saat tidur dan yang kedua, cerita ini sudah sangat lama sekali.
Intinya tidur tidak tenang, dan suhu badan mulai naik menandakan demam mulai menjangkiti tubuh saya saat itu.

Awalnya orang rumah menganggap saya keletihan karena mengikuti lomba. Tapi orang tua saya mulai curiga, dikarenakan setiap kali tidur, selalu mengigau.

Pokoknya bawaannya tidak enak badan aja. Walaupun sudah minum obat penurun panas dan pereda demam. Hingga kedua orang tua saya memutuskan untuk membawa saya ke praktik dokter untuk berobat. Dan pastinya obat yang diberikan juga sama dong. Obat penurun panas dan pereda demam. Tapi suhu badan tidak juga turun dan demam tidak mereda.

Hingga pada akhirnya ibu saya menanyakan sesuatu tentang apa yang dia firasatkan.
Firasat seorang ibu memang hebat, sebelum kita cerita apapun, ibu pasti sudah tahu apa yang menimpa anaknya.
Dan ibu saya pun bisa menyimpulkan bahwa anaknya saat itu bukan panas demam karena sakit biasa tapi karena kepidaraan.

Saya pun bercerita tentang kejadian saat di kuburan belakang kantor walikota tersebut. Tanpa pikir panjang, ibu saya membawa ke tempat keluarga kami yang bisa mengobati kepidaraan atau kesambet karena gangguan sehat atau hantu.
Kata nini (saya menyebutnya begitu), “anak ikam ini kepidaraan penunggu kuburan di belakang kantor walikotamadya.” Begitu yang saya dengar nini berbicara kepada ibu saya.
Dan tanpa proses lama setelah diobati dengan segelas air doa, panas dan demampun langsung reda. Dan saya pun sehat seperti sediakala.

Begitulah cerita tentang kepidaraan penunggu kuburan di belakang kantor walikota Balikpapan. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tetap menjaga adab di area kuburan atau makam.

Hingga saat ini kalau saya ke Kantor Walikota Balikpapan selalu teringat dengan kejadian itu. Terakhir saya melihat masih ada beberapa kuburan di belakang kantor walikota Balikpapan yang letaknya dekat tower telekomunikasi. Dan saya pun selalu memberi salam dan doa kepada penghuni kuburan dengan salam yang diajarkan Rosul Muhammad SAW.

Assalamu ‘alaikum ahlad-diyaar minal mu’miniina wal muslimiin. Yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriin. Wa inna insyaa alloohu bikum la-laahiquun. Wa as alullooha lanaa walakumul ‘aafiyah.

Artinya: Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.

Salam dan doa saat berziarah kubur

Semoga cerita misteri kali ini bisa menghibur para pembaca sekalian sambil menemani malam jumat kalian. Terima kasih sudah membaca hingga akhir.

Wassalaam,
Bambang Herlandi
www.bambangherlandi.web.id

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *