Cerita Nyata Misteri Hantu Muka Rata

Cerita Nyata Misteri Hantu Muka Rata

Cerita ini adalah sebuah cerita nyata yang pernah saya rasa dan lihat sendiri secara langsung. Saya menyebutnya sebagai cerita nyata misteri hantu muka rata.
Cerita ini berawal dari sebuah perjalanan dinas di tahun 2010 ke Jakarta untuk mendampingi siswa/siswi grafika SMKN 3 Balikpapan untuk melaksanakan pembelajaran di Politeknik Media Kreatif atau yang lebih dikenal dengan Polimedia Kreatif yang dulunya dijuluki Pusgrafin (Pusat Grafika Indonesia) di wilayah Serengseng Sawah, Jakarta.

Mohon maaf kalau sumber foto berasal dari Google Maps, karena waktu itu tidak kepikiran untuk mengabadikan jalan yang sekarang jadi tulisan Cerita Nyata Misteri Hantu Muka Rata.

Diklat di Polimedia Kreatif Jakarta

Seperti menjadi kelaziman pada masa itu, ada sebuah keharusan yang harus diikuti oleh para siswa grafika SMKN 3 Balikpapan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kegrafikaan yang dipusatkan di Polimedia Kreatif Jakarta. Kegiatan Diklat ini bukan seperti kegiatan studi banding yang kalau kasarannya bisa kita sebut sebagai jalan-jalan yang terselubung. Tapi ini betul-betul Diklat yang diikuti sebagian siswa Grafika pada tingkat II atau kelas XI selama seminggu. Dengan jadwal belajar di kelas maupun di lab pratikum yang kesemuanya dibimbing langsung oleh Dosen Polimedia Kreatif Jakarta.

Lokasi-dan jarak Kampus Polimedia Kreatif Jjakarta dari SMAN 109 Jakarta diambil dari Google Maps
Lokasi-dan jarak Kampus Polimedia Kreatif Jjakarta dari SMAN 109 Jakarta diambil dari Google Maps

Menginap di P4TK Bahasa

Saat itu, kebetulan gedungnya Polimedia Kreatif Jakarta masih dalam taraf pengembangan, maka hotel yang ada di kampus tersebut yang biasa digunakan sebagai tempat menginappun tidak bisa digunakan. Dan akhirnya kami memilih untuk menginap di PPPPTK (P4TK) Bahasa di daerah Jalan Gardu di wilayah Lenteng Agung. Jakarta.

Gerbang PPPPTK Bahasa atau P4TK Bahasa di jakarta diambil dari Google Maps

Sebenarnya, jarak antara P4TK Bahasa yang dijadikan tempat menginap tidaklah begitu jauh dengan Polimedia Kreatif Jakarta. Tapi kalau dilalui dengan berjalan kaki, lumayan pegel juga. Tapi anehnya, sebagian siswa Grafika ada yang memilih berjalan kaki sehabis belajar di Polimedia menuju penginapan di P4TK setiap harinya.
Katanya sambil menikmati Jakarta.

Dan memang benar juga sih, kalau kami sering bandingkan antara naik bis antar jemput dengan jalan kaki, waktunya hampir sama. Bahkan sering kali, bis yang ditumpangi para siswa lebih lambat sampainya dibandingkan dengan kami yang berjalan kaki. Ini dikarenakan bisnya harus mengambil jalan yang harus memutar jauh dan belum lagi menerabas kemacetan jam pulang kantor.

Sebenarnya cerita misteri hantu muka rata bukan pada kegiatan Diklatnya. Karena sebenarnya di Gedung Hotel Polimedia sendiri memiliki cerita misteri yang lain waktu akan saya ceritakan kembali di blog ini.

Pesan Sarapan di KFC

Cerita hantu muka rata sendiri terjadi saat hari terakhir berada di Jakarta. Tepatnya, saat malam terakhir sebelum kami meninggalkan Jakarta untuk kembali ke Kota Balikpapan tercinta.

Saat itu, karena penerbangan Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sepinggan Balikpapan dilakukan pagi hari, maka jadwal kami meninggalkan penginapan P4TK Bahasa harus pagi-pagi sekali. Dan setelah berkoordinasi dengan pihak pengelola P4TK Bahasa, bahwa sarapan pagi baru dimulai jam 6 pagi. Padahal kami ke Bandara sebelum jam 5 pagi.
Dan akhirnya kami putuskan untuk memesan sarapan pagi di KFC yang kebetulan berada di mulut gang P4TK Jalan Gardu.

Waktu itu, saya bersama dengan rekan saya (sebut aja Pak Sams) berjalan kaki menuju ke KFC yang berada di mulut gang pada sekitar jam 22.30an. Saat itu masih banyak orang yang berseliweran baik dari dalam maupun dari luar. Bahkan kami sempat bertegur sapa dengan petugas keamanan lingkungan (kamling) setempat yang sedang menjaga portal.
“Selamat malam pak, permisi”, tegur kami.
Dan bapak petugas kamling tersebut menjawabnya dengan ramah, “malam pak”
Beliau juga bertanya kepada kami, “mau ke mana?”
Dan kamipun menjawab sambil tersenyum, “mau pesan makan ke KPC depan, Pak.”
Bapak petugas kamlingpun, mempersilakan kami.

Seperti biasa, di mana-mana KFC selalu ramai pengunjung. Dan kamipun berdua bergantian mengantri untuk melakukan pemesanan sarapan sekaligus makan malam berdua di situ.

Tidak terasa, sudah jam 23.30an lewat dan cuacapun berubah tiba-tiba menjadi hujan gerimis. Dan kamipun menunggu cuaca hingga hujan reda.
Tapi hingga jam 24 lewat, hujan gerimis tidak reda. Dan akhirnya kami putuskan untuk pulang kembali ke penginapan dalam kondisi cuaca gerimis. Karena yang pertama takut kemalaman, dan yang kedua takut dicariin siswa yang kami dampingi.

Perjalanan Pulang yang Sunyi dan Gerimis

Saat mulai memasuki mulut gang, hujan masih berasa walaupun gerimis kecil. Tapi bapak petugas kamling yang tadi menjaga di portal tidak terlihat. Mungkin beliau berteduh, pikirku.

Tapi perasaanku mulai tidak enak, karena teringat Ibuku yang pernah berpesan, “hati-hati kalau jalan di tengah malam atau waktu senja disaat gerimis, itu waktunya “mereka” keluar dan mungkin akan menampakkan diri.”

“hati-hati kalau jalan di tengah malam atau waktu senja disaat gerimis, itu waktunya “mereka” keluar dan mungkin akan menampakkan diri.”

Pesan ibuku

Perasaanku tambah tidak nyaman saat memasuki gang yang sudah sunyi tanpa satu orangpun yang berlalu lalang.
Ditambah lagi, hampir sepanjang perjalanan ke “dalam”, tidak ada percakapan panjang antara kami berdua.

Jalan Raya Lenteng Agung menuju SMAN 109 Jakarta diambil dari Google Maps
1024Jalan Raya Lenteng Agung menuju SMAN 109 Jakarta diambil dari Google Maps

Sambil menghibur diri, sayapun berucap kepada Pak Sams, “sunyi betul ya, gada mahluk sama sekali”
Dan dijawab singkat oleh Pak Sams, “iya.”

“sunyi betul ya, gada mahluk sama sekali”

Kebetulan saat itu, kalau kita memasuki Jalan Gardu yang mengarah ke P4TK Bahasa, di sebelah kiri jalan yang kita lalui tepatnya di depan SMAN 109 Jakarta sampai ke depan P4TK Bahasa adalah hutan bambu yang berjajar rapi yang di bawahnya terdapat sungai ciliwung.

Bertemu Hantu Muka Rata

Perjalanan menuju penginapan terasa seram membuat bulu kuduk berdiri, saat kami mulai melewati hutan bambu yang ada di sebelah kiri jalan.
Tapi dasar penasarannya dan menghibur diri, saat mulai melewati hutan bambu yang ada di depan SMAN 109 Jakarta, mataku sengaja kutengokan ke arah gedung sekolah tersebut.

Pikiranku saat itu cuma satu, malas melihat sesuatu yang ada di sekitar hutan bambu yang sangat rimbun tersebut.
Eh… Tidak tahunya, perasaan saya jadi berubah penasaran saat melihat gedung SMAN 109 Jakarta.
Mulai dari ujung pagar sekolah tersebut saya berpikir, “koq tidak ada yang jaga sih, sekolah ini.”

Ujung pagar SMAN 109 Jakarta tempat awal mula kejadian cerita misteri Hantu Muka Rata dimulai
Ujung pagar SMAN 109 Jakarta tempat awal mula kejadian cerita misteri Hantu Muka Rata dimulai

Perjalanan dari ujung pagar ke pintu gerbang sekolah menurutku, mungkin ada sekitar 50 meteran lebih.
Hingga akhirnya saya melihat sesosok bayangan seperti orang di pintu gerbang dalam gedung sekolah (bukan pintu gerbang luar loh ya).
Karena penasarannya, mata saya fokuskan ke bayangan seperti orang tersebut.

Pintu gerbang SMAN 109 Jakarta disaat siang hari diambil dari Google Maps
Pintu gerbang SMAN 109 Jakarta disaat siang hari diambil dari Google Maps

Maklum mata saya kan tidak terlalu jelas kalau melihat yang jauh (kecuali melihat duit) dan mungkin faktor sudah ngantuk juga.
Awalnya saya melihat hanya sesosok seperti bayangan orang.
Tapi perasaan mulai berubah, saat yang Saya lihat adalah seperti sosok perempuan.
“Tidak mungkin ada penjaga malam sekolah seorang perempuan, yakan”, perasaan sudah mulai tidak enak ini.

Tapi karena memang penasaran, mata tetap saya fokuskan ke sosok bayangan seperti seorang perempuan tersebut.
Ciri-cirinya sudah mulai terlihat jelas. Berambut panjang, menggunakan pakaian panjang berwarna putih.
“Nah kan, ada yang jaga”, pikirku

Tapi seketika langsung berubah pikiran, “koq perempuan berambut panjang dan berpakaian panjang berwarna putih???”
Pertanyaan dan perasaan penasaran masih berkecamuk di dalam kepalaku, tanpa kutanyakan juga ke Pak Sams yang sedari tadi cuma diam aja.
Hingga pada akhirnya, perasaanku sudah sangat-sangat tidak enak setelah melihat wajahnya yang tak ada bentuk alias muka rata.

Takut???
Ya iyalah…
Tapi ketakutanku bertanbah, disaat sesosok mahluk seperti wanita tadi berubah menjadi dua.
Iya… Hantu muka ratanya bukan cuma satu, tapi dua.
Satu besar (seperti seorang perempuan dewasa) dan satu lagi kecil (sepert seorang anak kecil)

Iya… Hantu muka ratanya bukan cuma satu, tapi dua.

Sketsa hantu muka rata yang saya buat sebagai gambaran bahwa Cerita Misteri Hantu Muka Rata itu Nyata adanya

Kalian bisa bayangkan bagaimana rasanya melihat satu hantu. Dan ini dengan mata kepala sendiri, saya melihatnya berubah menjadi dua.
Tanpa merubah irama langkah kaki, tapi saya mencoba untuk bergegas meninggalkan melewati gerbang sekolah tersebut. Tanpa memberi tahu kepada Pak Sams apa yang telah Saya lihat di sekolah tersebut, biar beliaunya tidak merasa takut juga.

Tidur dengan Doa Terlengkap

Sekedar informasi buat yang belum tahu, bahwa antara Gedung P4TK Bahasa dengan Gedung SMAN 109 Jakarta itu hanya dipisahkan oleh pagar.
Biasanya kami pulang selalu melewati pintu samping biar lebih cepat sampai ke barak tempat kami menginap.

Tapi kali ini saya memilih untuk melalui pintu tengah agar tidak melewati pagar samping yang bersebelahan dengan Gedung SMAN 9 Jakarta tersebut.
Pikirku, “Jangan sampai hantu muka ratanya mengikuti kami dari samping pagar sekolahnya.”

Tiba di kamar, saya langsung cuci tangan kaki dan berbasuh. Kebiasaan ini sudah Saya lakukan lama sebelum adanya protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 yang saat ini sedang menjadi pandemi di seluruh dunia.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, malam itu Saya coba untuk tidur dengan menghadap ke dinding dengan bacaan doa terlengkap yang pernah saya pelajari. Pikiran saya cuma satu, “Jangan sampai hantu muka rata itu mengganggu siswa/siswi saya yang sedang beristirahat dan tidak tahu apa-apa tentang cerita hantu muka rata di depan SMAN 109 Jakarta itu.”

Iya, yang saya takutnya hantu muka ratanya mengganggu siswa. Kalau dia mengganggu Saya, insya Alloh saya masih bisa menghadapinya, pikirku sebelum tidur.

Alhamdulillah…
Akhirnya malam itu saya bisa tidur tanpa mimpi buruk, walaupun dengan perasaan takut yang sangat-sangat besar.

Tibalah pagi menjelang kami berangkat ke Bandara Soeta selepas sholat subuh.
Tak lupa, saat melewati SMAN 109 saya menyempatkan untuk melihat keadaan gerbang sekolah yang telah membuat saya tidur dengan doa terlengkap semalam.
Dan…
Tidak ada apa-apa
Alhamdulillah…
Hantu muka ratanya sudah pulang kembali ke alamnya.

Bercerita tentang Hantu Muka Rata di Bandara

Setibanya di Bandara Soekarno Hatta, masih ada waktu untuk sarapan dan ngobrol dengan rombongan sambil menunggu waktu boarding.

Awalnya saya coba untuk bertanya kepada Pak Sams, apakah semalam saat melewati gerbang SMAN 109 melihat mahluk aneh, “Pak Sams, apa semalam saat kita pulang dari KFC, ada melihat orang atau siapa yang ada di depan gerbang dalam gedung sekolah?”
Dengan santainya beliau menjawab, “Tidak ada.”
“Oh… Berarti Saya aja yang melihatnya.”
Mendengar obrolan Saya dengan Pak Sams, Ada sebagian siswa saya yang penasaran.
“Ada apa, Pak?”, Tanya beberapa siswa sekaligus.
Dan mulailah saya menceritakan tentang cerita nyata misteri hantu muka rata tersebut kepada siswa dan rombongan Saya.

“Untungnya bapak ceritanya baru sekarang. Coba semalam bapak cerita, pasti kita tidak ada yang tidur, Pak. Dan paling ngumpul jadi satu seperti ketan semua.”, Celetuk Roy, Salah seorang siswa peserta diklat.
Dan dilanjutkan tawa ramai sebagian siswa yang mendengarkan cerita misteri hantu muka rata tersebut, “hahaha….” (Dasar anak-anak)

“Untungnya bapak ceritanya baru sekarang. Coba semalam bapak cerita, pasti kita tidak ada yang tidur, Pak. Dan paling ngumpul jadi satu seperti ketan semua.”

Celetuk Roy

Jadi, dari pengalaman tersebut, saya berpendapat bahwa mahluk lain yang sering kita sebut sebagai hantu itu sebenarnya ada. Dan apabila kamu tidak siap untuk melihatnya, jangan coba-coba memancingnya untuk keluar dan menampakkan diri.

Cerita nyata misteri hantu muka rata ini adalah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup. Semoga kita bisa hidup berdamai berdampingan dengan mahluk Alloh Subhanahu wa ta’ala yang lainnya tanpa harus mencampuri bahkan merugikan satu sama lain.
Wallahualam bishowab.

Terima kasih telah membaca dan mengikuti cerita nyata misteri ini sampai akhir. Jika teman-teman yang membaca pernah mengalami hal atau cerita yang sama baik di tempat yang sama maupun di tempat berbeda, mungkin bisa berbagi cerita di kolom komentar di bawah tulisan ini.

Mohon maaf kalau dalam tulisan Cerita Nyata Misteri Hantu Muka Rata ini menyebutkan tempat dan instansi, sesungguhnya itu hanya untuk memastikan bahwa tempat dan cerita ini nyata.
Insya Alloh dilain waktu akan saya buat tulisan cerita nyata misteri lainnya yang pernah saya alami.

Semoga bermanfaat.
Wassalaam,
Bambang Herlandi
www.bambangherlandi.web.id

Comments

7 tanggapan untuk “Cerita Nyata Misteri Hantu Muka Rata”

  1. Avatar Aulia Puspa Buana
    Aulia Puspa Buana

    Mantap, wkw..
    Cerita dan tulisan mudah dipahami dan dibayangkan dalam pikiran.

    Duh, mudahan jangan cerita tentang misteri di smkn 3 ya pak… kasian murid murid nya nnti yg baca jadi takut. Hahaha

    1. Avatar Bambang Herlandi

      Abis ini pengen nulis cermis horor lagi
      Tunggu tulisan berikutnya ya

      “Penunggu lab imortal”

  2. Avatar Yoexplore

    Cerita horor yg seru kak… yuk bagikan kisah-kisah lainnya di web kami 😀

    1. Avatar Bambang Herlandi

      Siap
      Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita di blog saya

  3. […] Kisah Nyata Misteri Roh Flat – Blog Bambang Herlandi […]

  4. Avatar Zen
    Zen

    Assalamualaikum bang, kalau boleh izin upload cerita-cerita hantu di blog untuk konten YouTube? Makasih bang… Semoga sukses selalu

    1. Avatar Bambang Herlandi

      Alaikumsalaam. Silakan. Tapi jangan lupa disebufkan sumbernya ya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *