belajar terorisme

BELAJAR TERORISME

Blogger sebagai garda terdepan penyebaran informasi sangatlah rentan terhadap penyebaran paham teroris yang menyesatkan. Bisa jadi karena ketidaktahuan atau kurangnya wawasan akan data dari informasi yang akan diposting di blog, membuat blogger menjadi kepanjangan tangan para teroris secara tidak langsung untuk mewujudkan tujuannya, yaitu teror. Bercermin dari masalah tersebut maka perlunya belajar terorisme terutama untuk para blogger.

Belajar terorisme untuk para blogger bukan berarti mempelajari paham teroris dan selanjutnya mempraktikannya untuk membuat teror. Tapi kita sebagai blogger harus mempelajarinya untuk dapat menjadi pencegah penyebarluasan informasi tentang teroritme yang menyesatkan para follower atau pembaca setia blog kita.

Pertama kita harus tahu dulu apa itu terorisme. Katanya Profesor Bagir Manan, Ketua Dewan Pers RI pada acara Pelatihan Jurnalistik bagi Wartawan dan Pengelola Media Massa Kaltim garapan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltim di Balikpapan, Selasa (13/10/2015) lalu, bahwa karakteristik terorisme itu sangatlah beragam. Beberapa karakteristis terorisme antara lain:

  1. Terorisme adalah sebuah gerakan politik. Hakikat gerakan politik adalah kekuasaan. Sebagai suatu gerakan politik, terorisme dalam ujung perjalannya bertujuan memperoleh kekuasaan. (Baik dalam arti berkuasa sendiri atau berbagi kekuasaan).
  2. Terorisme sebagai gerakan politik dapat dilandasi motif yang beraneka ragam, seperti idiologi (termasuk dasar keagamaan), atau semata-mata demi kepentingan kekuasaan yang ditanamkan seolah-olah suatu keyakinan yang benar. Segala susunan, sistem dan keyakinan diluar dasar yang mereka yakini adalah salah, karena itu wajib diganti atau ditiadakan.
  3. Terorisme sebagai gerakan politik dilaksanakan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menimbulkan kekacauan atau rasa takut publik serta untuk menghilangkan kepercayaan publik terhadap sistem dan susunan kekuasaan yang ada.
  4. Gerakan terorisme dapat berlintas bangsa dan negara, bukan sekedar gerakan domestik saja. Hal ini tergantung pada ideologi atau kepentingan yang hendak dicapai.
  5. Pada umumnya gerakan terorisme tidak memiliki sistem pengorganisasian yang pasti sehingga sulit dikenali atau diketahui. Kalaupun ada, organisasi disusun dalam bentuk satuan-satuan dan hanya terkait pada tingkat tertentu.
  6. Terorisme adalah gerakan politik tertutup, sehingga sulit dikenali kecuali (sampai) saat melakukan kekerasan.
  7. Selain motif ideologi atau dorongan kekuasaan, keikutsertaan seseorang atau sekelompok orang dalam terorisme dapat terjadi karena beberapa hal, seperti
    • Tekanan dari dalam gerakan terorisme itu sendiri (ancaman, penculikan, pembunuhan);
    • Dianggap sebagai cara merubah nasib (keluar dari kemiskinan);
    • Kebencian yang berlebihan;

Kedua, Dengan mengenali karakteristik dan motif-motif tersebut di atas, maka kita akan dapat menentukan cara-cara pencegakan dan penindakan seperti perbaikan sosial ekonomi, pendekatan damai dan lain-lain.

Selain itu, dari berbagai motif di atas, butuh kearifan berpikir dan bertindak agar supaya pemberantasan terorisme bukan hanya sekedar mengesankan stigma pada kelompok tertentu yang bersifat ideologi semata.

Jadi dengan mengetahui secara singkat karakteristik terorisme, kita dapat belajar tentang terorisme dan terhindar dari penyebarluasan paham terorisme dan radikalisme yang terkadang sengaja dibuat abu-abu oleh TERORISnya.

Salam Damai,
Bambang Herlandi


Diterbitkan

dalam

, ,

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *